1 Desember - Hari Teror Kelompok Separatis

1 Desember - Hari Teror Kelompok Separatis

Mahasiswa Papua yang tinggal di Yogyakarta, Sabby Kosay sebagaimana dilansir dari Deliknews mengatakan, jelang ulang tahun OPM 1 Desember 2019 mendatang, masyarakat sipil harus tetap waspada. Pasalnya pada tanggal tersebut tahun lalu, terjadi pembantaian keji warga sipil oleh kelompok OPM.
.
Kabar duka di penghujung tahun 2018 datang dari Bumi Cenderawasih, Papua. Tepatnya dari Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua Barat, Sabtu (1/12). Dari 23 orang pekerja PT Istaka Karya yang tengah mengerjakan proyek jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, 19 diantaranya dibunuh oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Mereka digiring dengan tangan terikat dan berjalan jongkok menuju lokasi pembantaian tersebut. Sedangkan untuk korban selamat pembunuhan di papua berjumlah 13 orang. Mereka yang berhasil selamat karena berpura-pura mati untuk mengelabui kelompok bersenjata.
.
Tidak hanya itu, Pos TNI Mbua di Kabupaten Nduga, Papua Barat juga diserang keesokan harinya, Minggu (2/12) sekitar jam 18.30 WIT. Di pos itu diperkirakan ada 21 anggota TNI. Sempat terjadi baku tembak yang menyebabkan satu anggota TNI dari Yonif 755 Kostrad, Sertu Handoko gugur. Total, 20 orang tewas akibat penyerangan kelompok ini.
.
Aksi penyerangan kelompok separatis ini ternyata tak berhenti sampai di situ. Pada Rabu (5/12), penyerangan kembali dilakukan terhadap tim gabungan yang tengah mengevakuasi jenazah Sertu Handoko. Dalam penyerangan ini, Bharatu Wahyu, anggota Brimob Kelapa Dua Jakarta, tertembak saat kontak senjata pasukan gabungan Polri dan TNI dengan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) di Yigi, Distrik Yall, Kabupaten Nduga. Beruntung nyawanya masih bisa diselamatkan.
.
Dugaan awal, pemicu kejadian pembunuhan tersebut karena para pekerja diduga merekam dan menyaksikan kelompok separatis bersenjata sedang memperingati Hari Ulang Tahun Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang jatuh pada 1 Desember. Dugaan lain, kelompok separatis ini kesal lantaran para pekerja berupaya membangun infrastruktur di Papua. Sebab, pesatnya pembangunan di Papua akan menghambat gerakan mereka.
.
Dari penyerangan ini, muncul nama Egianus Kogoya. Dia diduga sebagai pimpinan gerakan separatis Papua. Selama ini serangkaian teror kelompok Egianus Kogoya sangat meresahkan. Egianus juga aktor di balik penculikan 15 guru dan sejumlah tenaga kesehatan di Mapenduma. Mereka disandera selama 14 hari mulai 3 Oktober hingga 17 Oktober 2018. Egianus bagian dari pemimpin separatis senior dan komandan dari sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM), Kelly Kwalik. Di tahun 2009, Egianus membentuk kelompoknya usai Kelly tewas dalam serangan polisi.
.
Distrik Yigi semula merupakan zona aman. Namun situasi berubah. Distrik ini menjadi masuk dalam zona merah setelah kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya menghuni distrik tersebut. Egianus dan kelompoknya pindah ke Distrik Yigi karena terdesak kejaran TNI-Polri dari Distrik Kenyam, Nduga. Sejak saat itu, Distrik Yigi masuk dalam kategori zona merah dari sisi keamanan.
.
Kelompok separatis di Papua memang selalu ingin menunjukkan eksistensinya setiap 1 Desember. Bagi mereka, 1 Desember merupakan hari penting. Aksi brutal dalam bentuk pembantaian dilakukan agar terjadi dialog dengan pemerintah dalam upaya melepas Papua dari Indonesia.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.