Tokoh dan Kepala Suku di Papua Sepakat Tolak Klaim Hari Kemerdekaan Papua Barat
Tokoh dan Kepala Suku di Papua Sepakat Tolak Klaim Hari Kemerdekaan Papua Barat |
Papua merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal tersebut telah diakui secara Internasional sejak 1969. Namun dalam perjalanannya, banyak gejolak yang ditimbulkan oleh sekelompok orang yang ingin makar dan memerdekakan diri.
.
Adalah Organisasi Papua Merdeka yang terus merongrong kedaulatan bangsa dan negara Indonesia tersebut. Mereka selalu merayakan Hari Kemerdekaan Papua Barat tiap 1 Desember. Berbeda dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus Namun ternyata itu hanya dirayakan oleh sekelompok orang yang berusaha memecah belah Papua dan Indonesia saja. Secara spesifik hanya dirayakan oleh OPM saja. Karena faktanya, tak semua warga Papua setuju dengan hari kemerdekaan itu. Bahkan untuk sekelas kepala suku di Papua.
.
Ramses Ohee yang merupakan Ketua Barisan Merah Putih sekaligus Pelaku Pepera 1969 dan Kepala suku Besar Waena Jayapura sendiri menyatakan menolak untuk mengakui Hari Kemerdekaan Papua Barat pada 1 Desember, yang mana itu sebenarnya diklaim oleh kelompok separatis Papua Merdeka.
.
Penolakan juga dilakukan sejumlah Tokoh Adat Papua, seperti Boas Enoch sebagai Ketua Peradilan Adat Dewan Adat Sentani Kab. Jayapura, Nulce Monim sebagai Ondoafi Putali Sentani Timur Kab. Jayapura, Albert Pelle sebagai Ondoafi Kp. Yahim Kab. Jayapura, Agus Rawa Kogoya sebagai Ketua Adat Lapago Kab. Jayapura, Sarlen Aya Tanoai sebagai Ketua Bela Negara Kab. Jayapura, dan Pdt. Timotius Wakur sebagai Kepala Suku Besar Lapago.
.
Para tokoh Papua itu berpandangan sama bahwa Isu 1 Desember 2017 sebagai hari kemerdekaan Papua tersebut disuarakan oleh oknum yang ingin memecah belah masyarakat Papua. Padahal masyarakat Papua sendiri sangat prihatin karena perdamaian yang selama ini dijaga terus dirusak oleh kepentingan kelompok OPM.
Tidak ada komentar